CEK UPDATE | SELAYAR — Pa'batteang, merupakan salah satu nama Dusun yang terletak di wilayah administratif pemerintahan Desa Lalang Bata, Kecamatan Buki, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.
Sebuah wilayah perkampungan yang berjarak kurang lebih tiga puluh kilometer dari pusat ibukota kabupaten.
Dari penamaannya, Dusun Pa'batteang, menyiratkan sebuah catatan sejarah unik dan menarik untuk dikuliti.
Konon, penamaan Pa'batteang diilhami oleh legenda beradunya seekor ayam dengan manusia yang kemudian berujung maut.
Ayam dan manusia yang saling beradu, sama sama meregang nyawa dan akhirnya dimakamkan di kompleks taman pemakaman umum (TPU) Dusun Pa'batteang untuk sekedar dijadikan sebagai bukti sejarah.
Tak hanya menyimpan catatan legenda dan sejarah. Akan tetapi, wilayah perkampungan yang didiami oleh kurang lebih dua ratus empat puluh tiga jiwa tersebut juga dikenal memiliki potensi sumberdaya alam (SDA) yang melimpah ruah mulai dari rempah hingga tanaman perkebunan.
Selain itu, Dusun Pa'batteang merupakan salah satu perkampungan kecil yang dalam diam, 'menyelipkan' banyak spot wisata.
Salah satu diantaranya, view puncak Bukit Paopodo yang berpotensi untuk 'disulap' dan dikelolah menjadi salah satu basis pengembangan kawasan destinasi wisata camping.
Medan jalan tanah bercampur bebatuan berlumut, terjal, curam, licin, dan menanjak secara otomatis menempatkan Puncak Bukit Paopodo sebagai salah satu lokasi wisata camping bertema adventure.
Berbeda dengan beberapa lokasi destinasi pariwisata lain di Kabupaten Selayar yang bisa diakses menggunakan mobil dan sepeda motor.
Puncak Bukit Paopodo mengharuskan pengunjungnya berjalan kaki sepanjang kurang lebih dua kilo meter dari arah perkampungan dengan melintasi anak sungai Lahurae, serta bebatuan licin dan berlumut.
Kawasan Puncak Bukit Paopodo menjadi salah satu basis pengembangan destinasi wisata camping menantang yang cukup menguji nyali dan adrenalin.
Status pengembangan destinasi wisata camping Dusun Pa'batteang, ikut didukung dan disempurnakan oleh keberadaan lokasi situs pemakaman Islam peninggalan zaman kolonial yang terletak sekira seratus meter dari kawasan Puncak Bukit Paopodo.
Dari total, dua puluh tiga buah situs pekuburan tua tanpa identitas tersebut, beberapa diantaranya, ditemui hanya menggunakan batu pipih sebagai batu nisan penanda.
Namun sayang, karena lokasi situs makam tua yang semestinya dijadikan sebagai magnet serta daya tarik wisata itu justeru dibiarkan terbengkalai dengan kesannya yang tidak terawat dan tidak terurus.
Terbukti, rumput liar dan semak belukar dibiarkan menutupi area situs makam tua tak beraturan dan tanpa nama yang berlokasi di sekitar area Puncak Bukit Paopodo tersebut.
Fakta unik dan menarik lain, tersimbolisasi lewat temuan, dua buah sumur bentukan alam menyerupai lubang vertikal di dalam tanah yang dindingnya dikelilingi formasi stalaktit.
Lokasi sumur terletak, di kaki perbukitan, yang dikelilingi oleh beragam vegetasi tanaman perkebunan, mulai dari pohon kelapa, jambu mente, kunyit, jati super, sirsak, hingga pohon lontar dan atau gebang.
Vegetasi tanaman perkebunan yang dengan sendirinya, memposisikan Dusun Pa'batteang sebagai wilayah pengembangan destinasi wisata agro dan buah masa depan Desa Lalang Bata.
Dalam konteks itu, pemerintah didorong dan didesak untuk segera menuntaskan persoalan pembenahan infrastruktur jalan yang telah bertahun tahun menjadi sorotan publik.
Pemerintah juga diminta untuk segera mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur jalan dan akses jembatan penghubung menuju kawasan puncak bukit Paopodo. (Fad)




