Puasa Intermiten Bisa Turunkan Gula Darah

Puasa Intermiten bisa turunkan gula darah. Puasa intermiten adalah metode diet yang banyak digunakan dengan mengatur waktu makan dan puasa dengan jadwal tertentu. Puasa intermiten diklaim dapat membantu menurunkan berat badan, memperkuat daya tahan tubuh, meningkatkan metabolisme, dan menyehatkan otak.

Namun, tidak hanya itu, puasa intermiten juga bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2. Menurut sebuah studi yang melibatkan 36 orang penderita diabetes, puasa intermiten selama tiga bulan dapat menurunkan kadar gula darah dan insulin, serta mengurangi penggunaan obat diabetes.

Studi tersebut dilakukan oleh peneliti dari Universitas Sharjah, Uni Emirat Arab, dan dipublikasikan di jurnal BMJ Case Reports pada November 2023. Para peserta studi menjalani puasa intermiten dengan metode 16/8, yaitu tidak makan selama 16 jam dan makan selama 8 jam dalam sehari.

Hasilnya, setelah tiga bulan, rata-rata kadar gula darah puasa peserta turun dari 171 mg/dL menjadi 112 mg/dL. Selain itu, rata-rata kadar insulin puasa juga turun dari 18,7 mIU/L menjadi 8,4 mIU/L. Dari 36 peserta, 32 orang berhasil mengurangi atau menghentikan penggunaan obat diabetes mereka.

Peneliti menjelaskan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan sel untuk merespons insulin dan menyerap gula darah. Dengan demikian, puasa intermiten dapat membantu mengontrol gula darah dan mencegah komplikasi diabetes. Puasa Intermiten juga bisa turunkan berat badan.

Puasa intermiten melibatkan pola makan yang melibatkan siklus antara periode makan dan periode puasa. Jenis-jenis puasa intermiten yang umum melibatkan metode seperti:

Puasa 16/8: Puasa selama 16 jam setiap hari dan makan dalam jendela waktu 8 jam. Contoh, makan dari pukul 12:00 siang hingga 8:00 malam dan berpuasa dari 8:00 malam hingga 12:00 siang berikutnya.

Puasa 5:2: Makan secara normal selama lima hari dalam seminggu dan mengonsumsi jumlah kalori yang sangat rendah (sekitar 500-600 kalori) pada dua hari yang tidak berurutan dalam seminggu.

Puasa 12/12: Puasa selama 12 jam dan makan dalam jendela waktu 12 jam. Contoh, makan dari pukul 7:00 pagi hingga 7:00 malam dan berpuasa dari 7:00 malam hingga 7:00 pagi berikutnya.
Puasa Setiap Lain Hari: Mengganti hari-hari puasa dan makan normal pada hari-hari yang tidak berpuasa.

Puasa Puasa Sehari Penuh: Berpuasa selama satu hari penuh dan makan secara normal pada hari-hari yang lain.

Meski demikian, peneliti juga mengingatkan bahwa puasa intermiten tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi penderita diabetes yang memiliki kondisi kesehatan lain, seperti penyakit ginjal atau jantung. Oleh karena itu, sebelum menjalani puasa intermiten, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.

Tinggalkan komentar